Wednesday, June 12, 2013

Proses Kreatif Seorang Seniman


Adalah betul bahwa ide bisa datang dari mana saja. Tapi ide saja masihlah sebagian dari bentuk jadi itu sendiri. Mempelajari proses kreatif seseorang dalam mencipta terkadang mengasyikan.

Tak aneh bila proses kreatif suatu karya terkadang lebih dahsyat dari karya itu sendiri. Ada pengalaman batin yang tak terkira mahalnya bagi seorang kreatif.

Malam tadi sempat nongkrong di suatu kafe bersama teman-teman. Ini juga bagian dari menikmati hidup. Tak melulu berkutat soal pekerjaan. Meski hanya itu yang terlintas di kepala setiap menitnya. Hehe.

Selain teman-teman, ternyata di sana ada Ferry Curtis, teman penyanyi yang kukagumi. Kali pertama melihatnya saat ia menyanyi di Sastra Unpad, Jatinangor. Entah tahun berapa, lupa. Saat itu aku terkesima.

Begitu turun panggung aku langsung menghampirinya. Tanpa malu-malu kukatakan saja kekagumanku atas lagu-lagunya. Kita jadi berbincang akrab. Kuberikan sepucuk bukuku kepadanya sebagai hadiah perkenalan yang mengasyikan.

Malam ini bertemu dia lagi. Ia sedang menggendong gitar. Wah, sedang nyanyi-nyanyi tampaknya. Di depan meja teronggok sebuah laptop menyala. Rupanya ia sedang membuat lagu baru.

Beberapa bait coba ia nyanyikan dengan petikan gitar yang ceria.

“Lho, kok liriknya seperti lagu ucapan selamat pada Gubernur Jabar terpilih?” tanyaku heran.

“Iya, besok aku diminta nyanyi di sebuah acara Gubernur baru. Panitia memintaku membawakan lagu Wakil Rakyat-nya Iwan Fals. Kukatakan: undang saja Iwan Fals-nya. Jangan aku.”

“Lantas?”

“Akhirnya, kalau mau, aku akan membawa lagu baru khusus untuk acara itu.”

“Wah…”

“Ini lagi bikin.”

Aku makin tertarik. Sembari memetik gitar ia mencocok-cocokkan pilihan kata dan kalimat untuk lirik. Teman-teman lain merubung di sisi-sisi meja sembari menyulut rokok. Aku hanya memerhatikan.

Setelah lirik lagu dirasa pas, ia mulai menyanyi. Cukup sekali, semua kawan yang merubung sudah bisa mengikuti konsep lagu itu. Jadinya kita nyanyi bersama. Ferry suara satu, yang lain ada suara dua, suara sumbang, suara kambing, suara kentongan, dan suara-suara tak jelas lainnya… Haha!

Akhirnya keseluruhan lagu rampung dibuat. Kita nyanyi sama-sama lagi. Kafe jadi terasa meriah. Ada life music gratisan! Perpaduan vokal saat refrein terasa asyik sekali dinyanyikan beramai-ramai.

Saat Ferry kembali membetul-betulkan diksi kata yang dirasa kurang pas, aku ambil alih gitar. Kita nyanyi bareng-bareng terus sampai larut.

Tak sampai satu jam lirik lagu itu tercipta. Tapi konsep lagu keseluruhan memang membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk penyempurnaan. Namun satu lagu tercipta di depan mata hanya sekejapan.

Memang menarik mengikuti proses kreatif seseorang. Kamu, apa yang sudah kamu ciptakan? 
Bandung, 25 April 2008, 01.12 wib.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.