Wednesday, May 29, 2013

Pustaka

Membaca membuka hati
Membaca segarkan jiwa
yang membuka belantara
ketidaktahuan kita

Buku bagai setetes air
yang jatuh di padang pasir
Menolong dahaga kita
tembusi cakrawala

Gudang ilmu adalah buku
yang membuka jendela dunia
Kuncinya harus membaca
yo.. ayoo ke pustaka

Perempuan Perkasa

Kuikuti jejak langkahmu
Telusuri luka negeriku
Langkah gerimis iringi nadimu
yang berdetak kencang
Menghujam

Perempuan itu memang perkasa
Batu karang pun diluluhkannya
Perempuan itu memang ibu
Lembut bagai surga
tentramkan jiwa

Kibarkanlah suara nurani
Memancarkan cahaya mata hati
Berkibarlah suara nuarani
Memancarkan cahaya matahri
Indonesia

Sepanjang jalan gerimis

Menggapai Matahari

Siapa yang datang mengalahkan
semua keinginanmu
Jika tekad tlah tertanamkan
mengakar di jiwamu
Raihlah

Terbanglah jauh urai semua mimpimu
Dapatkan bintang yang paling terang
Ambilah segera walau terhalang mega
Tebarkan pada seisi dunia

Janganlah kau berharap
Jika kau tak berbuat
Kalaupun itu dapat
pasti hanya sesat
Bangunlah

Hadirkan cahaya surga di jalan jiwa
Jadikan kekuatan membuka pintu dunia

Langkah Hari Ini

Kejar waktumu yang tertunda
Jangan biarkan menua
Berlalu tiada guna

Masa depan milikmu sendiri
Ditentukan langkahmu kini
Hari ini detik ini pasti

Jangan sia-siakan kesempatan datang
Sigaplah
Jangan sia-siakan kesempatan datang
Raihlah

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit kemudian
Itu karena kelakuan

Jangan sia-siakan hidupmu
Mentari harus jadi milikmu


Rindu Maya

Terpejam kumelayang
di angkasa membiru
terbuai dibuatnya

Terlena dalam rindu
Gelisah kumenunggu
Kapankah engkau datang
Gelora api cintaku
takkan padam
walau tersiram oleh hujan

Bersama ku melangkah
tatap jauh ke seberang
kedamaian yang indah
Cinta bertahta megah
Kayuh harap bersama
Tujuh satu muara
Tiada tergoyahkan
tetap tegar
walau coba kan menerpa

Kayuhlah di satu sampan
Bersama merenda cinta

Lelaki Itu

Lelaki itu yang kupercaya sepenuh jiwa
sekeranjang cinta
Telah lukai sukma terdalam
di sanubari luka sendiri

Mengapa malam tak datang
Bulan tak terang
saat kugenggam luka sendiri

Romanmu itu aku dapatkan
tiada sengaja lewat cerita
Nyanyian burung perincak
yang hinggap lalu
di beranda rumahku

Gugurlah gugur bunga cintaku sebelum musimnya
Layulah layu bunga kasihku tersayat sembilu


Ilalang Terbakar

Padang ilalang
Rumput liar
di tengah mengalir sungai darah

Awan berarak
Hitam bergelombang
Angin hembuskan
Nafas curiga

Tatap nanar jiwa tak berdosa
dalam risau tak tau apa
Mata yang jalang penuh amarah
Dendam membatu pulang berdarah

Aku rindu hujan
Aku rindukan tenang

Anak menangis
Rindukan tangan ibu
yang lelah berlari
Letih tertatih

Bau kota terbakar
menusuk hidung
Ajal menikam
Ibu menangis

Bunga Harapan

Kayuhlah kayuh bunga harapan
Tebarkan jalan raih bintang-bintang
Hidup memang mendaki perlukan tenaga
Jangan kau buang dengan percuma

Susuri jejak yang engkau pijak
Rangkaikan nada melodi berjiwa
Hari ini kelam esok pastikan terang
Merangkai harapan adalah semangat

Hidup hanya sekali dan harus berarti
Tinggalkanlah jejak yang harum mewangi
Sepanjang mentari sepanjang nafas
Hidup ini indah
Hidup ini indah

GALAMEDIA Ulasan FTI Award

Minggu, 29 Januari 2012
Ferry Curtis
Sebuah Penghargaan buat Saini K.M.

SEKALIPUN hanya membawakan dua buah lagu, Ferry Curtis tampil memenuhi rasa penasaran dan dahaga para pengemar lagu-lagu balada. Rabu malam lalu, Ferry Curtis tampil sederhana bersama teman-temannya di Teater Tertutup Taman Budaya Jabar.

Dua lagu yang dibawakan Ferry Curtis and Friends merupakan persembahan dan penghargaan bagi teaterawan Kota Bandung, Prof. Dr. Saini K.M. yang malam itu mendapat penghargaan FTI Award dari Federasi Teater Indonesia (FTI). Bahkan lagu yang kedua, yakni "Rumah Cermin" merupakan puisi karya Saini K.M. Puisi itu kemudian dimusikalisasi Ferry sehingga menghasilkan lagu yang menyentuh hati. Saini K.M. yang duduk di deretan kursi VIP pun tak kuasa menahan haru.

Penggemar lagu balada dan teater begitu mendengar Ferry melantunkan "Rumah Cermin", tak ada satu pun yang gaduh maupun tepuk tangan. Mereka mencoba menyimak kata demi kata puisi "Rumah Cermin" yang dinyanyikan Ferry dengan penuh perasaan. Ferry begitu menghormati Saini K.M., bukan hanya sebagai guru, tapi juga orangtua dan teman untuk mengadu maupun berkeluh kesah. Ungkapan rasa hormat pun dilakukan Ferry dengan menghampiri Saini K.M. yang duduk di deretan bangku VIP sambil mengajaknya bernyanyi.

Puisi yang ditulis Saini K.M. tahun 1971, menggambarkan kegelisahan manusia sekalipun sudah mempunyai rumah sendiri. Namun rumah pun tidak bisa dijadikan sebagai tempat yang aman untuk bersembunyi maupun beraktivitas, selalu saja ada yang mengintai, seperti tertulis:

//Sebuah rumah cermin dan kita terperangkap di dalamnya/Sosok dan wajah pecah bertabur dalam bingkai/dan warna beribu kaca. Janganlah bertanya/karena kata-kata pun berubah arti/layu bagai bunga//.

Rumah dimaknai sebagai persoalan yang dihadapi manusia untuk bisa hidup, memakai bahasa, mencari bentuk, perubahan-perubahan arti. Saini K.M. meloloskan diri dari konsep rumah yang biasa hadir dalam puisi-puisi penyair Indonesia modern meski tidak memberi pengaruh besar dalam pemaknaan wacana rumah.

Nasionalisme

Sedangkan pada lagu pertama yang dibawakan Ferry berjudul "Anak Kecil Kehilangan Bendera" yang dibuatnya sendiri tahun 2004 saat melakukan perjalanan laut dari Pulau Jawa ke Sulawesi.

Lagu yang menggambarkan hilangnya rasa kebangsaan dan nasionalisme di sebagian masyarakat Indonesia. Bendera merah putih yang merupakan bendera negara Indonesia sepertinya sudah tidak dihargai, kalah oleh warna bendera negara lain. Dengan dua lagu ini, Ferry pun mengajak para penonton yang hadir untuk menggelorakan kembali rasa nasionalisme.

Musik balada sengaja dipilih, karena identik dengan kebersahajaan. Musisi balada jarang sekali yang narsis. Mereka bisa bernyanyi di mana saja. Tanpa harus berpikir dapat honor atau tidak. Hampir semua episode akhir hidup seorang musisi balada dikhidmatkan untuk kemanusiaan.

"Tengok saja Franky Sahilatua. Sisi kebangsaan kita digugah. Intinya, bagaimana negeri ini berkeadilan," ujar Ferry. Ferry juga berbicara tentang nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan yang memudar, hingga pendidikan yang makin tak terjangkau bagi si papa. "Pendidikan kita tidak berkeadilan, rata-rata hanya melayani si kaya. Si papa susah mendapat pendidikan yang berkualitas. Mereka hanya menawarkan angkaangka. Sekolah susah, makan susah, kehidupan begitu keras. Akhirnya, bangsa ini hanya melahirkan para kriminal," pungkas Ferry.
(kiki kurnia/"GM")**

Contact Person


Metafor Production

E-mail       : metaforproduction@gmail.com
Telp          : 0812 1176 996 / 0856 0304 0837

Datang Pakai Seragam Biar Makin Percaya Diri

Fajar Ekspresi - SENIN, 01 NOVEMBER 2010 | 23:07 WITA | 



Keker Nite yang mengusung tema Unity, Solidarity, and Charity menjadi bukti bersatunya pelajar Makassar. Meski datang dari sekolah yang berbeda, tapi anak-anak Makassar membuktikan kekompakannya. 

Tahu gak guys ada beberapa sekolah yang datang di acara dengan baju persatuan lho. Sebut saja SMAN 21 Makassar, SMA 2 Makassar, dan SMK Kehutanan Makassar. Selain tampil beda karena pake seragam, mereka jadi makin percaya diri. Meski begitu, solidaritas dengan sekolah lain tidak pupus. Sekolah boleh beda, baju juga tak sama, tapi semangat persatuan gak boleh luntur. 

Yups, itulah tema yang diangkat KeKeR dalam acara KeKeR Nite, Launching I-Kers dan KeKeR Community, Sabtu malam di Botol Musik, Quality Hotel Makassar. 
Di Keker Nite juga kelihatan kekompakan guru dan siswa. Tidak sedikit lho yang datang dengan guru pendamping bahkan orang tua masing-masing. 

Tidak hanya itu. Para undangan dibanjiri hadiah. Dari buku-buku persembahan Penerbit Erlangga, t-shirt dari Chambers, shirt dari Yamaha, produk kecantikan dari Mustika Ratu, sampai DVD Player. Bahkan para model-model cantik dari Batik Semar membagi-bagikan kipas dan syal kepada mereka yang beruntung. 

Menurut Ikram, siswa SMAN 21 Makassar, acara ini sangat bagus karena dibaluti dengan keakraban antara Kru KeKeR dan para Sobat KeKeR yang selama ini setia membaca KeKeR. "Menarik, seakan-akan tak ada jeda. Saya senang ikut ambil bagian dalam acara ini. Soalnya kita bisa bisa lebih akrab dengan kru KeKeR bahkan alumni KeKeR," ujarnya. 

Di sisi lain, Ferry Curtis and Friends tampil mempesona di hadapan para undangan. Grup band asal Bandung yang juga Duta Anti Narkoba Jawa Barat ini memanjakan telinga dengan lirik yang khas dan cerdas. 

Aga Kareba, salah satu judul lagu yang dibawakan berhasil menarik perhatian penonton. Harmonisasi dari para pemainnya yakni; Arip, Danny, Krisna, Hilman, dan Ferry Curtis sendiri memberi warna tersendiri. 

MC yang dipandu Rafi dan Nanda pun tak mau melewatkan momen yang indah begitu saja. Di akhir acara, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Fajar Makassar, Muhammad Yusuf AR meresmikan I-Kers dan KeKeR Community yang ditandai dengan pemasangan pin KeKeR kepada alumni KeKeR, Ika dan Wawan, serta Annisa, salah satu Sobat KeKeR yang mewakili Keker Community. (rk1)

Sharing Services

Tujuh Tokoh Dianugerahi Walikota Award

Tujuh Tokoh Dianugerahi Walikota Award
Saturday, 07 June 2008



Makassar, Tujuh tokoh dari berbagai latar belakang mendapat penghargaan Walikota Award pada malam Anugerah Pendidikan bertajuk "Makassar Cerdas dengan Membaca", di Balai Prajurit Jenderal M Jusuf, Kamis malam lalu.Mereka adalah Pembina ICMI Bangun Karakter Bangsa Marwah Daud Ibrahim, Pangdam VII Wirabuana Djoko Susilo Utomo, Pemimpin Redaksi Harian Fajar Sukriansyah S Latif, General Manager SCS Regional Sulmalirja Hasbi Hasibuan,Pemimpin Redaksi Tribun Timur Dahlan, Duta Baca Nasional Katon Bagaskara, dan penyanyi balada Ferry Curtis. Ada juga penghargaan khusus untuk pengelola taman baca di Makassar.

Ke-7 tokoh tersebut bersama institusi yang dipimpinnya dianggap memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan di Makassar. Khususnya ikut mendukung suksesnya Gerakan Makassar Gemar Membaca (GMGM) yang juga merayakan hari ulang tahun ke-3, Kamis malam lalu.

"Terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah ikut bahu membahu membantu GMGM dalam usaha memasyarakatkan minat baca. Tujuannya jelas, kita ingin memberi sumbangsih agar bangsa ini bisa lebih cerdas. Dan mari kita mulai dari Makassar," ujar Walikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin.

Selain pemberian penghargaan Walikota Award, acara tersebut juga diisi dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang sederet lomba antarpelajar yang digelar Telkomsel untuk memperingati hari jadinya ke-13.

Malam Anugerah Pendidikan yang dipandu kelompok sandiwara Petta Puang turut dimeriahkan dengan penampilan penyanyi balada Ferry Curtis yang melantunkan tiga lagu. Penampilan penyanyi kondang lainnya, Katon Bagaskara menjadi persembahan pamungkas pada gelaran yang dihadiri ratusan pelajar tersebut.

Katon Terkesan Makan Pallubasa

Duta baca nasional yang juga artis ibu kota, Katon Bagaskara untuk kesekian kalinya hadir di Kota Makassar. Namun kunjungannya kali ini sepertinya yang paling berkesan.

Betapa tidak, Katon Bagaskara saat tiba di Makassar meluangkan waktunya untuk makan Pallubasa (makan khas Makassar), di Jl Serigala. Katon yang ditemani oleh beberapa kru dari Telkomsel dan Gerakan Makassar Gemar Membaca (GMGM) menyantap hidangannya yang terbuat dari daging sapi tersebut.

Menariknya, Katon mengaku cukup heran, karena lokasinya yang kumuh tapi ramai dikunjungi orang. "Lokasinya Amigos (Agak minggir got sedikit-red) juga yach," jelasnya bercanda di Hotel Clarion, kemarin.
Menurut Katon, saat makan Pallubasa, sempat meras tidak enak. "Bukan karena masakannya, tapi orang pada berdiri di belakang antre mau makan, padahal tempatnya begitu," akunya.

Pengunjung yang lain yang tahu kalau orang yang sedang makan artis, sebagian besar pengunjung memilih berdiri di belakang Katon Bagaskara. Pengunjung yang berdiri di belakang Katon bukannya mau mengantre untuk makan Pallubasa. Melainkan ingin diabadikan gambarnya bersama Katon. "Pokoknya seru deh," ucap suami Ira Wibowo ini. (kr1ucok-bkm)

(kr1) 

MUSISI GELAR PENTAS "BENDERA HARUS BERKIBAR"

Antara Jawabarat.com- Minggu, 28 Nov 2010 16:32:47| Ibukota dan Daerah 

Bandung, 28/11 (ANTARA)- Musisi Balada Ferry Curtis menggelar pentasnya, bertajuk "Bendera Harus Berkibar" guna memperingati 80 tahun Gedung Indonesia Menggugat.

Ferry Curtis yang ditemui di Gedung Indonesia Menggugat Jl Perintis Kemerdekaan No.5 Bandung, Minggu, Mengatakan, konser tunggalnya yang akan diiringi 10 rekan lainnya seperti Danny Reginus, Reynout, Echalino, Asep , Ary Tretura, Yopi, Arif juga Krisna akan diadakan secara geratis pada 2 Desember mendatang.

Dari konser ini Ferry telah menyiapkan sekitar 12 lagu andalannya anatara lain ; Anak kecil kehilangan bendera, Bendera Harus Berkibar, Ilalang yang terbakar, Kau yang terpilih, Kaki-kaki kecil anak-anak kita dan Sahabat Cahaya.

Konser yang bertajuk "Bendera Harus Berkibar," berawal dari keinginannya untuk menanamkan rasa bangga generasi muda terhadap negaranya sendiri.

Ferry mengungkapkan, beberapa waktu lalu tak sedikit orang tercengang mendengar pidato Obama yang pulang kampung, sementara tidak sedikit juga generasi yang melupakan, bahwa kita memiliki bapak orator terhebat, bapak bangsa yang juga "Putra Fajar" Indonesia, dimana ia mengungkapkan pidatonya pada tanggal 2 Desember silam di Gedung besejarah kota Bandung, dia lah, Bung Karno.

Seperti kutipan dari syair lagu Ferry "Kini tinggal cerita dari jayanya Sang Fajar Bangsa, kita telah merobek warna bendera lukai sendiri."
Dari syair lagunya Ferry ingin mengungkapkan bahwa sejatinya generasi Indonesia sudah selayaknya tetap memegang benderanya, jika pun bangsanya kalah dan hancur ditengah kepungan beribu musuh, generasi terbaik adalah generasi yang mampu memegang benderanya hingga dia mati.

Disinggung mengenai lagu berpola industrialis, Ferry berpendapat bahwa "genre" musik yang diusungnya merupakan "genre" yang jauh dari kebiasaan virus yang diperdengarkan industrialis pada masyarakat.

Ferry mempercayai bahwa Tuhan hanya mengajarkannya untuk terus berikhtiar memberikan yang terbaik.

Ribuan lagu cinta yang dihasilkan oleh industri tidak menjamin bahwa akan mendorong rasa nasionalisme dan bertambahnya rasa cinta terhadap tanah air.

"Tidaklah penting membeludaknya penonton saat konser hingga banyaknya korban berjatuhan bukan karena cinta nya pada tanah air tapi karena mabuk, tauran dan lagu cinta yang diperdengarkan pola industrialis pada akhirnya hanya berdampak sia-sia," katanya.

Dengan demikian Ferry Curtis, berharap bahwa musik selayaknya dapat menginspirasi kehidupan agar "Menjadikan hidup lebih hidup karena ketika kita dengarkan musik yang mati kita akan mati, Ketika kita dengar musik yang hidup maka kita akan hidup," tambahnya. ***4***




FERRY CURTIS TAMPIL DI FTI AWARDS 2012

Bandungnewsphoto.com | Rabu, 25 Januari 2012 | 23:15 WIB | 






BANDUNG - Musisi Feri Curtis bernyanyi saat acara Federasi Teater Indonesia (FTI) Awards 2012 di Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Utara, Kota Bandung, Rabu (25/1/2012) malam. Pada acara tersebut sastrawan Saini KM dan pendiri Harian Kompas Jacob Oetama mendapat penghargaan dari FTI 2012 karena kontribusinya di bidang teater Indonesia. Federasi yang berdiri sejak tahun 2004 itu telah memberi lima penghargaan kepada teaterawan yang memiliki posisi penting dalam teater Indonesia. BNP/Langgeng Prima Anggradinata - See more at: http://bandungnewsphoto.com/index.php/en/news/read/ppki-2011-komunitas-hong-di-zona-indonesia-kreatif?content=seni-budaya&op=view&id=253016907#sthash.2b1YIfqi.dpuf

Ferry Curtis Tampil di OAE Jakarta

Gatra.com
Oktober 2012

Pemusik balada Ferry Curtis akan menggelar pertunjukan musik "Aura Nyanyian" di Rumah Seni Alexandra's, dalam rangkaian Oktober Art Event '04 (OAE).

Pemusik muda yang dilahirkan dengan nama R Ferry A Anggawijaya ini, sebelumnya pernah dikenal atas kesuksesannya dalam membuat karya musik dari puisi milik orang lain. Kesuksesannya ini ia buktikan saat manggung di ulang tahun ke-2 Galeri Kita di Bandung, Februari lalu.

Pertunjukan Ferry Curtis yang digelar pada Sabtu (30/10), di Rumah Seni Alexandra's, Kemang, Jakarta Selatan ini merupakan salah satu dari rangkaian pergelaran seni OAE. Rencananya OAE akan digelar sampai dengan 6 November mendatang.

OAE yang dibuka 25 Oktober lalu oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan, Dr. Meutia Hatta, akan ditutup dengan diskusi seni bertajuk "Kesenian Ditengah Kapitalisme dan Konsumeristik, yang menhadirkan pembicara antara lain Jaya Suprana, Garin Nugroho, Adi Wicaksono, Debra Yatim, FX Harsono -- pekan depan. [TMA, Ant] 

Ferry Curtis Hibur Warga Kampung Wisata Akustik Cicadas

bisnis-jabar.com
14 Oktober 2012 | 13:55 WIB


131012_RHN-BISNIS 01 KAMPUNG AKUSTIK CICADAS

Musisi Balada Ferry Curtis bernyanyi bersama anak-anak dan menghibur ratusan warga saat launching Kampung Wisata Akustik Cicadas Jalan Cicadas Pasar 2, Kel. Cikutra, Kec. Cibeunying Kidul Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/10). Selain menampilkan ferry Curtis, juga dimeriahkan dengan lomba musik akustik jalanan dan lomba mural serta diramaikan dengan adanya bazaar, carnaval anak, pentas warga, dan pameran rumah dan gang hias. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kreativitas dan potensi yang dimilki oleh warga kampung, dan sebagai ajang untuk pendidikan seni bagi penduduk yang tertarik dengan aktivitas seni.

Musik Balada, Nasionalisme dan Harga Diri Bangsa

jabartoday.com
18 September 2011| 19.31 WIB



JABARTODAY.COM – BANDUNG
Peran para musisi balada tidak bisa dinafikan dalam menggelorakan semangat kebangsaan. Mereka tulus berkarya untuk bangsa dan kemanusiaan.  Bahkan, hampir semua episode akhir hidup seorang musisi balada dikhimatkan untuk kemanusiaan. Demikian disampaikan musisi Balada, Ferry Curtis (42),  saat ditemuiJabartodayan.com, di Kebon Seni Jl. Tamansari Bandung, Sabtu malam (17/9) pukul 20.30 WIB.
“Musik balada itu, identik dengan kebersahajaan. Musisi balada jarang sekali yang ngartis. Mereka bisa bernyanyi di mana saja. Tanpa harus berfikir dapat honor atau tidak. Hampir semua episode akhir hidup seorang musisi balada dikhimatkan untuk kemanusiaan. Tengok saja Franki Sahilatua. Sisi kebangsaan kita digugah. Intinya, bagaimana negeri ini berkeadilan, ” ujar Ferry.
Kerisauannya juga menyapa cara berbudaya anak-anak muda kita yang jauh dari nilai-nilai luhur adat budaya dan agama.
“Terus terang saya terganggu, saat tidak sedikit stiker di motor anak-anak muda kita, yang hemat saya, jauh nilai-nilai luhur bangsa, “ ujar Ferry sambil memberi contoh stiker yang mengumbar kata-kata kasar dan cenderung menyulut permusuhan.
Ferry juga berbicara tentang nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan yang memudar, hingga pendidikan yang makin tak terjangkau bagi si papa. “Pendidikan kita tidak berkeadilan, rata-rata hanya melayani si empunya. Si papa susah mendapat pendidikan yang berkualitas. Mereka hanya menawarkan angka-angka. Sekolah susah, makan susah, kehidupan begitu keras. Akhirnya, bangsa ini hanya melahirkan para kriminal,” pungkas Ferry.
Bangsa Amuk
Menurut Ferry, Indonesia kini lahir menjadi bangsa amuk. Ia tampaknya tengah gundah gulana dan gelisah melihat bangsanya yang makin tak berbudaya. “Di mana-mana terjadi amuk massa, kerusuhan dan keberingasan. Bendera dan harga diri bangsa ini, telah dirobek sendiri oleh anak-anak bangsa sendiri,” ujar Ferry yang naik daun berkat lirik lagu Pustaka, Anak Kecil Kehilangan Benderadan Surat pada Putera Sang Fajar.
Indonesia, kata laki-laki kelahiran Wanayasa,  Purwakarta, 42 tahun lalu itu, menjelma  menjadi bangsa yang tak punya aturan. Bangsa yang tercerabut dari akar budayanya sendiri dan dari nilai-nilai kebangsaannya sendiri.
“Itulah yang mendorong saya bermusik. Bagaimana lirik-lirik balada saya bisa menggelorakan semangat bangsa dan bisa mengembalikan harga diri kita sebagai bangsa,” ujar pengagum Ebiet G. Ade ini.
Ia juga mengeritik media massa yang juga tak mampu menyuguhkan informasi dan tayangan yang edukatif. Para pemimpin pun, baik di pusat maupun di daerah, juga tak bisa dijadikan panutan dan teladan bagi rakyat.
Kesadaran kolosal
Ferry Curtis menilai perlunya bangsa Indonesia memiliki kesadaran kolosal tentang peradaban bangsa ini ke depan terutama kebangsaan. Kesadaran kebangsaan itu, menurutnya, memerlukan panutan. Karena kesadaran kebangsaan itu tidak tumbuh sendiri tetapi harus ada panutannya.
Saat ini, tegas Ferry, tidak ada tokoh sekaliber Bung Karno, yang selalu mengingatkan bangsa ini agar selalu menempatkan harga diri dan martabatnya di atas segala-galanya. Ia menilai para tokoh nasional saat ini, lebih banyak memikirkan diri dan kelompoknya.
“Wajar saja bila dunia politik kita penuh dengan pertikaian dan saling jegal. Rakyat pun kehilangan kepercayaan kepada para pemimpinnya. Negara-bangsa bernama Indonesia ini  tidak punya dosa. Alamnya yang subur makmur nan indah adalah anugerah dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Para elitnya sajalah yang menyelewengkannya,” ujar alumni STSI Bandung ini. (fzf)

Musisi Balada Ferry Curtis Dimusikalisasi Sahabat Cahaya Ferry Curtis


RETNO HY/"PRLM"


Pikiran Rakyat - Sabtu, 24/11/2012
BANDUNG,(PRLM).- Penampilan musisi balada Ferry Curtis selalu ditunggu-tunggu para pecinta dan penikmat lagu balada. Hal ini tampak saat Ferry Curtis tampil dalam pegelarannya bertajuk “Musikalisasi Sahabat Cahaya Ferry Curtis”, Jumat (23/11/12) malam.
Di atas panggung yang didirikan di pelataran pintu masuk Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), pemilik nama asli R Ferry A Anggawijaya ini tampil ditemani R. Ario Stevano (gitar), Irwan Aditya (drum), dan R. Aris 'Chiko' Ferdinanto (bass) dari kelompok musik Caturpilar. Untuk mengusir dinginnya udara malam sedikitnya ada delapan lagu yang dibawakan.
“Kita jangan tegang dan serius untuk menikmati malam ini meski udara sangat dingin. Saya berada disini untuk menghibur, karenanya nikmati saja,” ujar Ferry Curtis yang membuka penampilannya dengan tembang “Sahabat Cahaya” dari album ketiganya.
Selain “Sahabat Cahaya”, Ferry juga menyuguhkan tembang “Ilalang Terbakar”, “Kaki Kecil, “Perempuan Masa Lalu” dan sederet tembang lainnya. Sesuai harapan Ferry serta penonton yang mengikuti jalannya pegelaran, sejak awal hingga akhir pegelaran hujan tidak kembali mengguyur, bahkan langit terlihat tidak berawan. (A-87/A-108)***

IBU

Senja temaram di kaki langit
suara kematian mendekapi jiwa
tiada kupercaya akan kepergiannya
namun serahku pada yang Esa

Detik-detik kian mencekam
bawa cerita dalam gulita
surya terkasih melangkah pergi
simpan cerita tiada kan sirna

Oh oh Ibu
masih terbayang wajahmu sendu
Oh oh Ibu
masih melekat belai kasihmu
Oh oh nafasmu...
Ibu.....

Hijau

Hijau rindu akan hutanku yang kerontang diam membisu
Rindu damai gemercik air bening di pancuran basuhi mukaku

Akan kemana
bawa dimana
jiwa yang lusuh tak berbaju
sinar mentari
tak terhalangi
kering menusuk jiwa layu

Rindu hutanku rindu hawamu
Rindu semua yang terhempas
Rindu hutanku rindu hawamu
Rindu semua yang kau rampas

Rindu rindu rindu hutanku
Rindu rindu rindu hawamu

Buka mata buka telinga dan susuri akan jejak diri
coba sirami seperti hutan yang menangis
rindu belaianmu

Lelaki Yang Terluka

Lelaki di persimpangan jalan
menatap nanar malam yang suram
Lelaki di persimpangan mimpi
jeritmu menahan sunyi

Oh...lelaki yang terluka
jeritmu tembusi langit
Oh...lelaki yang merana
entah kau pulang kemana

Lelaki di persimpangan jalan
menatap nanar malam yang hitam
Lelaki di persimpangan mimpi
menggigil menahan sunyi


Bali

Haiiya iya iya yok ke Bali.....

Melayang jauh di alam Baliku
Sapamu hangat menyapa batinku
Terbuai rasa indah panorama
Berjajar Pura wangi dupa-dupa

Berundak sawah lukisan yang nyata
Penari gemulai iringi irama
akan dewata yang mereka puja
damai sentosa selalu adanya

Gadis-gadismu cantik mempesona
Rambut terurai membawa bejana
Beriring panjang hendak upacara
Pasrahkan jiwa puji sang dewata

Yok ke Bali...yok ke Bali..

Membentang pantai indah bak nirwana
Penari gemulai iringi irama
akan dewata yang mereka puja
damai sentosa selalu adanya

Terapi Psyicosocial Melalui Musik Oleh Ferry Curtis

Dinas Sosial DKI Jakarta menyelenggarakan Outbond bagi pendamping anak jalanan se-DKI Jakarta
dengan terapi psycosocial melalui musik bersama Spider Outbond Indonesia.

Pemateri     : Ferry Curtis
Lokasi        : Green Hill Resort Cipanas Jawa Barat
Waktu        : 30 Mei - 1 Juni 2013

Monday, May 27, 2013

Capacity Building Satker Kementrian Kesehatan RI Bersama Ferry Curtis

Capacity Building Satker Kementrian Kesehatan RI

Tanggal      : 27 - 29 Mei 2013
Tempat      : Hotel Aston Pangkal Pinang - Riau

Sesi Inspiring Music - Musik sebagai pemberi inspirasi pada penyadaran kehidupan
akan diisi oleh Ferry Curtis.

Wednesday, May 22, 2013

Mengejar Matahari



Ferry Curtis
Nd: D


Hari baru menyambut mentari
Berikan senyum pada negeri
Dan embunpun menetes ke bumi
Tumbuhkan benih cinta pertiwi

Lembar baru tlah terbuka kini
Raih kesempatan dan berlari
Jangan diam terpaku membisu
Paculah selalu dirimu

Aku disini membawa lentera
Temani jiwa, jiwa yang temaran
Sirami hati yang layu terkulai
Basuhkan nurani bukakan jendela hati

Ayo kawan bangun dan berdiri
Sambut pagi kejar matahari
Hari ini milikmu – esok tetap milikmu
Jadilah matahari; Ditanah sendiri!!







Suratku kepada Putra Sang Fajar



Ferry Curtis 2005

Panji-panji berkibar
Diseluruh negeri dilanda lara
Ibu anak menangis
Antar kesuma di medan laga

Di bawah bendera revolusi dulu kita berdiri
Hantarkan peluh darah tekad suci
Demi bela negeri

Kini tinggal cerita dari Jayanya Sang Fajar Bangsa
Kita telah merobek warna bendera; Lukai sendiri

Nusantara
Jangan engkau menangis
Jangan engkau bersedih
MASIH ADA KAMI!!!






Mengeja Pelangi



Ferry Curtis Sep’2001
Bandung Hegar Asih
Nada dasar: Am.


Dan,
Kini terbukalah
Cerita hitam dibalik bayang
Menggenang dalam ingatan
Tak terwujudkan cerita angan

Terbanglah djiwa yang luka
Susuri semua alur ceritanya
Menarilah nurani hampa
Jangan biarkan terbuang percuma

Pastikan disana
ada pelangi menghibur diri
Mengajak engkau tamasya
mengeja warna – rupa dan kata

Terbanglah terbang..........
Terbanglah terbang................
Ke mega-mega paling tinggi, lebih tinggi
Lebih tinggi!!

Lebih tinggi lebih tinggi kawan
Lebih tinggi lebih tinggi kawan




Jangan Menangis Inong



Ferry Curtis Sep’2003
Banda Aceh – Jakarta
Nada dasar: Em.


Air mata yang mengalir di pipimu Inong
Menggenagi tanah negeri ini dera tiada menepi

Setiap tetes yang terjatuh menggurat di dada
Menikam menusuk jantungku bak’ terluka rencong

Luka hatimu luka sekujur tubuhmu; Luka anak-anak kita
Luka hatimu luka sekujur tubuhmu; Luka Nusantara....

Matahati yang memerah sendukan ladang kita
Tinggalkan luka yang menganga merobek di djiwa

Genggam tanganku rengkuhlah tubuhku kita satukan doa
Rentangkan tanganmu kepakkan sayapmu taburkan benih cinta

Luka hatimu luka sekujur tubuhmu; Luka anak-anak kita
Luka hatimu luka sekujur tubuhmu; Luka Nusantara....

Inong, inong jangan tinggalkan doa
Inong, inong pastikan hujan kan reda..


)* Inong; Panggilan kesayangan untuk anak-anak gadis di Aceh


Anak kecil kehilangan Bendera



Ferry Curtis - 2004
(Perjalanan laut Pulau .Muna- Kendari -  Sulawesi)
Nada dasar: D


Anak kecil mencari-cari
sungai yang jernih untuk bermandi
Anak kecil terheran heran
hutan yang hijau kini kerontang

Anak kecil kini bersedih
sejarah bangsanya bertumpang tindih
Anak kecil tambah tak faham
di tanah yang subur orang tak makan

§      
Ke mana kini aku mencari alam tenang
Di mana kini aku dapatkan cahaya terang, hilang....
Hilang, hilang, hilang dicuri gagak terbang
Hilang, hilang, hilang ditelan kambing hitam

Anak kecil menangis lagi
peta negerinya berkurang sendiri
Anak kecil menjerit lirih
Sang Dwi Warna hilang dicuri

§      
Ke mana kini aku mencari Bendera
Di mana kini aku dapatkan cahaya, hilang....
Hilang, hilang, hilang dicuri naga terbang
Hilang, hilang, hilang ditelan kambing hitam

Anak kecil menangis lagi; Bendera djiwanya hilang di curi....

Sahabat Cahaya





Ferry Curtis – Wanayasa Bandung 2002
Nada dasar: Am


Matahari usapkan cahaya bangunkan mimpi
Bergegas pergi antarkan sahabat pulang
Mengelana tembusi arus berlawan
Coba memeta lukisan di kanvas nyata

Kunantikan kabar darimu
kurindukan cerita darimu

Sahabat Cahaya, Sahabat Cahaya......








Tuesday, May 21, 2013

Ferry Curtis Getarkan Rasa Nasionalisme - Tribun Jabar Edisi 23 November 2012



Jumat, 23 November 2012

BANDUNG, TRIBUN - Pergelaran musikalisasi puisi Sahabat Cahaya bersama Ferry Curtis mampu membuat suasana Taman Budaya 'Dago Tea House', Jumat (23/11) malam, ceria dan hangat. Pergelaran yang menjadi pengisi hiburan event Pameran Kuliner Se-Jabar 2012 itu tidak hanya menghibur pengunjung, para pencinta lagu-lagu balada, tapi para penjaga stan kuliner pun ikut terhibur.

Ferry Curtis yang sudah dikenal sebagai musisi balada, penulis lirik lagu, aktivis sosial, dan trainer motivasi itu membuka penampilannya dengan tembang Sahabat Cahaya. "Lagu ini adalah lagu ketiga dari album musikalisasi puisi," tutur Ferry sebelum bernyanyi.

Penonton tampak terlihat serius mendengarkan bait demi bait lagu yang dilantunkan Ferry yang terdengar puitis itu. Selangkah kemudian, Ferry yang diiringi band Caturpilar, langsung membawakan tembang keduanya yang berjudul Ilalang Terbakar. Kembali penonton dibuatnyua serius mendengarkan alunan yang seakan mengajak perasaan menerawang sesuai dengan tema lagunya.

"Waduh jangan terlalu serius dong. Panggung itu arena permainan, jadi ini hanya main-main. Tapi liriknya memang serius," kata Ferry sambil disambut tepukan tangan penonton.

Untuk tidak membuat penonton terlalu serius, Ferry mencoba membawakan lagu dengan judul Perempuan Masa Lalu. Sontak kalangan laki-laki banyak yang menyambut hangat atas lagu itu. Kemudian Ferry pun membawakan tembang berjudul Kaki-kaki Kecil Anak-anak Kita yang kembali membuat penonton serius mendengarkan setiap liriknya.

"Orang banyak yang memandang musikalisasi puisi itu ribet, tapi sebetulnya bagaimana kita membawakannya. Jadi jangan terlalu serius, santai aja," tuturnya seraya langsung membawakan lagu yang penuh semangat nasionalisme Suratku Kepada Putra Sang Fajar.

Penonton pun langsung menyambutkan dengan berdiri dari tempat duduknya sambik ikut bernyanyi bersama. Karena lagu itu seperti dikatakan Ferry sebelumnya meruapakan lagu yang diilhami oleh semangat Bung Karno.

Setelah itu, barulah Ferry membawakan tembang yang ceria dengan judul Aga Kareba (Kumaha Damang) dan semua penonton pun ikut bernyanyi bersama. Dilanjutkan dengan lagu Karena Dia, dan diakhiri dengan tembang Kembang Lilin (Hunanana). (ddh)

Penulis : ddh
Editor : dia
Source : Tribun Jabar

Thursday, May 16, 2013

PEREMPUAN MASA LALU


Engkau yang pergi dengan gerimis
membawa luka dijantungku
mendekap pilu tak terperikan, tiada jawaban..

aku yang gontai menanggung sesal
sepanjang beban perjalanan
tak kutemukan bulan yang hilang, redup sepanjang jaman

aku ingin ada didekatmukala engkau rapuh dan terjatuh
memberikan separuh nafasku disisa akhir hidupku

perempuan masa lalu yang mengganggu tidurku
terpatri dikanvas hatiku menggenang rindu tiada berlagu
engkau berlalu...

(fc-bdg 2010)

Suratku: Kepada PUTRA SANG FAJAR


Panji-panji berkibar diseluruh negeri dilanda lara
Ibu anak menangis antar kesuma ke medan laga
Di bawah BENDERA REVOLUSI dulu kita berdiri
Hantarkan peluh darah tekad suci demi bela Negeri

Kini tinggalah cerita dari jayannya SANG FAJAR BANGSA
KITA TELAH MEROBEK WARNA BENDERA LUKAI SENDIRI!!

NUSANTARA jangan engkau menangis, jangan engkau bersedih
NUSANTARA jangan engkau menangis, jangan engkau bersedih
Masih ada KAMI DISINI MENJAGAMU!!!

(FC2009)

Wednesday, May 15, 2013

Profil Ferry Curtis





Ferry Curtis Lahir pada tanggal 20 Oktober di Wanayasa -  Purwakarta,  Jawa-Barat. Pendidikan terakhirnya di ASTI-STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) Bandung,  jurusan Teater – Pemeranan angkatan, lulus pada tahun1994.

Di Tahun 1990-2002 Ferry Curtis terlibat dalam 7 (tujuh) pertunjukan teater sebagai aktor, lebih dari 14 pertunjukan teater  terlibat sebagai penata musik,  pernah bergabung dengan beberapa kelompok teater di Bandung, antara lain: KPH – Kelompok Payung Hitam, Sanggar Kita, Studio Teater STSI, Laskar Panggung, Bandung Mooj, dll. Ferry Curtis membangun beberapa komunitas musik, antara Lain: DEKRESIK – Depot Kreasi Seni Musik STSI, Eksperimental Musik,  Avonture, Pigura Kecil dan Ferry Curtis & Friends.

Konser musik Ferry Curtis berlangsung di kampus-kampus, Pusat Kebudayaan dan berbagai kota di Indonesia. Pada tahun1998 Ferry Curtis memulai babak baru dengan membuat konser tunggalnya di Lombok-NTB. Kini, Ia telah menyelesaikan konser tunggalnya sebanyak 29 kali dengan tema yang beragam. Sesuatu yang kurang lazim dilakukan oleh pemusik yang justru baru mengeluarkan album pertamanya pada tahun 2003 dan telah melahirkan lebih dari 250 karya lagu. Tiga album yang telah dihasilkannya anatara lain: Live In Concert Ferry Curtis – 2003, Tawis Soca (Cendera Mata) 2003, dan Sahabat Cahaya – 2004. 3 (tiga) album kompilasi dalam format religi dan album ke-4-nya baru akan diselesaikannya pada akhir tahun 2013 ini.

Bertumpu pada kekuatan liriknya, telah menyeret ketertarikan Ferry pada karya sastra khususnya puisi yang kemudian dibedahnya ke dalam lagu (Musikalisasi Puisi). Beberapa budayawan dan penyair yang karyanya telah ia musikalisasi, antara lain: Saini KM, WS.Rendra, Suyatna Anirun, Juniarso Ridwan, Nenden Lilis, Acep Zamzam Noer, Soni Farid Maulana, Diro Aritonang, Moh. Sunjaya, R. Budi Sabarudin, Dedy koral, Mat Don, Soerya Disastra, Eti RS, Rachmat M.Sas Karana, Godi Suwarna, Meitha KH.

Budayawan Prof. Saini KM dalam salah satu tulisannya menyatakan bahwa Ferry Curtis adalah salah satu dari sedikit pemusik yang mempunyai interpretasi lirik dan lagu yang baik.

Liriknya yang kuat, dibalut dengan kemasan musik apik, telah membawa pendengarnya pada kekayaan batin luas dengan karakter yang khas. 2 (dua) perusahaan gitar akustik terkemuka di Bandung SECCO hand made guitar dan LUTHIER gitar telah mengeluarkan seri gitar khusus IG-SB 400 FC dengan inisial namanya (FC-Ferry Curtis) tipe khusus untuk gitar yang dipakainya yaitu seri N-800 FC.

Konser keliling Indonesia-nya dalam format tunggal untuk kemanusiaan juga dilakukan Ferry Curtis. Selain menjadi ketua di Balada Cahaya Foundation, Ferry Curtis juga menjadi Nara Sumber di beberapa lembaga pengembangan unggulan lokal MHMMD (Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan) ke pelosok Indonesia bersama Marwah Daud Ibrahim Ph.D.

Kini, Ferry Curtis, Katon Bagaskara (musisi), dr. Wachyudi Muchin, tergabung bersama membuat wadah Yayasan Baca Indonesia, yang mengampanyekan betapa pentingnya arti membaca bagi masyarakat Indonesia ke pelosok tanah air. Adapun program Gerakan Membaca yang sudah berjalan, diantaranya: Pemerintah Kota Makassar (GMGM - Gerakan Makassar Gemar Membaca) 2007-Sekarang, Propinsi Gorontalo (GGGM - Gerakan Gorontalo Gemar Membaca) 2008-Sekarang, Pemerintah Kota Bau Bau Buton – Sulteng (GBGM - Gerakan Bau Bau Gemar Membaca) 2009- dan Propinsi Jawa Timur (GAJTM - Gerakan Anak Jawa Timur Gemar Membaca) yang diresmikan pada bulan November 2009.





 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.