Ferry
Curtis Lahir pada tanggal 20 Oktober di Wanayasa - Purwakarta, Jawa-Barat. Pendidikan terakhirnya di ASTI-STSI (Sekolah Tinggi Seni
Indonesia) Bandung, jurusan Teater –
Pemeranan angkatan, lulus pada tahun1994.
Di Tahun 1990-2002 Ferry Curtis terlibat dalam 7 (tujuh) pertunjukan teater
sebagai aktor, lebih dari 14 pertunjukan teater terlibat sebagai penata
musik, pernah bergabung dengan beberapa kelompok teater di Bandung, antara
lain: KPH – Kelompok Payung Hitam, Sanggar Kita, Studio Teater STSI, Laskar
Panggung, Bandung Mooj, dll. Ferry Curtis membangun beberapa komunitas musik, antara Lain:
DEKRESIK – Depot Kreasi Seni Musik STSI, Eksperimental Musik, Avonture, Pigura Kecil dan Ferry Curtis &
Friends.
Konser musik Ferry Curtis berlangsung di kampus-kampus, Pusat
Kebudayaan dan berbagai kota di Indonesia. Pada tahun1998 Ferry Curtis memulai
babak baru dengan membuat konser tunggalnya di Lombok-NTB. Kini, Ia telah menyelesaikan
konser tunggalnya sebanyak 29 kali dengan tema yang beragam. Sesuatu yang kurang lazim
dilakukan oleh pemusik yang justru baru mengeluarkan album pertamanya pada tahun 2003 dan telah melahirkan lebih dari 250 karya lagu. Tiga album yang telah
dihasilkannya anatara lain: Live In Concert Ferry Curtis – 2003, Tawis Soca (Cendera Mata)
2003, dan Sahabat Cahaya – 2004. 3 (tiga) album kompilasi dalam format religi dan album
ke-4-nya baru akan diselesaikannya pada akhir tahun 2013 ini.
Bertumpu pada kekuatan liriknya, telah menyeret
ketertarikan Ferry pada karya sastra khususnya puisi yang kemudian dibedahnya
ke dalam lagu (Musikalisasi Puisi). Beberapa budayawan dan penyair yang
karyanya telah ia musikalisasi, antara lain: Saini KM, WS.Rendra, Suyatna Anirun, Juniarso Ridwan, Nenden Lilis,
Acep Zamzam Noer, Soni Farid Maulana, Diro Aritonang, Moh. Sunjaya, R. Budi
Sabarudin, Dedy koral, Mat Don, Soerya Disastra, Eti RS, Rachmat M.Sas Karana,
Godi Suwarna, Meitha KH.
Budayawan Prof. Saini KM dalam salah satu tulisannya
menyatakan bahwa Ferry Curtis adalah
salah satu dari sedikit pemusik yang mempunyai interpretasi lirik dan lagu yang
baik.
Liriknya yang kuat, dibalut dengan kemasan musik apik,
telah membawa pendengarnya pada kekayaan batin luas dengan karakter yang khas. 2 (dua) perusahaan gitar akustik terkemuka di Bandung SECCO
hand made guitar dan LUTHIER gitar telah mengeluarkan seri gitar khusus IG-SB
400 FC dengan inisial namanya (FC-Ferry Curtis) tipe khusus untuk gitar yang
dipakainya yaitu seri N-800 FC.
Konser keliling Indonesia-nya dalam format tunggal untuk
kemanusiaan juga dilakukan Ferry Curtis. Selain menjadi ketua di Balada Cahaya
Foundation, Ferry Curtis juga menjadi Nara Sumber di beberapa lembaga pengembangan unggulan lokal MHMMD
(Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan) ke pelosok Indonesia bersama
Marwah Daud Ibrahim Ph.D.
Kini, Ferry Curtis, Katon Bagaskara (musisi), dr. Wachyudi
Muchin, tergabung bersama membuat wadah Yayasan Baca Indonesia, yang mengampanyekan
betapa pentingnya arti membaca bagi masyarakat Indonesia ke pelosok tanah air. Adapun program Gerakan Membaca yang sudah
berjalan, diantaranya: Pemerintah Kota Makassar (GMGM - Gerakan Makassar Gemar
Membaca) 2007-Sekarang, Propinsi Gorontalo (GGGM - Gerakan Gorontalo Gemar
Membaca) 2008-Sekarang, Pemerintah Kota Bau Bau Buton – Sulteng (GBGM - Gerakan
Bau Bau Gemar Membaca) 2009- dan Propinsi Jawa Timur (GAJTM - Gerakan Anak Jawa
Timur Gemar Membaca) yang diresmikan pada bulan November 2009.
0 comments:
Post a Comment